watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SELINGKUH KARENA SUAMI LEMAH

Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22
tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah,
karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan
olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi
yang banyak dengan seorang laki-laki playboy
“kampungan”. Aku menikah dengan sang
playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun
pada saat aku dinikahinya. Setahun aku hidup
sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak
pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat
seksual.
Padahal, kata teman-teman, malam pertama
malam yang paling indah. Sedangkan untuk aku,
malam pertama adalah malam neraka !!!.
Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap
penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi),
yang sangat parah, hingga mengganggu
kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun
kami menikah, selama itu pula aku digaulinya
hanya dengan mencumbu, mencium, dan
meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-
keluhan kekecewaan saja. Burhan sering
merangsang dirinya dengan memutar film-film
porno yang kami saksikan berdua sebelum
melakukan aktifitas seksual. Tapi apa yang
terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu
merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi
justru aku yang sangat amat terangsang, konyol
sekali. Aku mendapat pelajaran seksual dari film-
film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal,
aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering
melakukan masturbasi ringan untuk
melampiaskan hasrat seksualku, dengan
berbagai cara yang kudapat dari khayalan-
khayalanku.
Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di
rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya
itu. Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS,
aku semakin terasa kesepian selama itu pula.
Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di
sebuah apotek besar, dan harus antre lama.
Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin
keluar dari apotek itu dan mencari suasana
segar. Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan
minum disebuah restauran. Disitu aku duduk
sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya
restauran itu, sehingga aku mendapat tempat
yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat
aku makan, ada seorang anak muda ganteng
minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku.
Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-
satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan
sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami
berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga
suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia
masih bujang, orang tuanya tinggal di luar
negeri. Di Jakarta dia tinggal bersama adik
perempuannya yang masih di bangku SMU.
Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat
obrolan itu, aku memberikan kartu namaku
lengkap dengan nomor teleponnya. Cowok itu
namanya Ronald, badannya tegap tinggi,
kulitnya sawo matang, macho tampaknya.
Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji
akan saling menelpo kemudian. Sewaktu
salaman, Ronald lama menggenggap jemariku
seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi
dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku
membalasnya, tak kalah manis senyumku.
Kemudian kami berpisah untuk kembali
kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan
pulang, aku kesasar sudah tiga kali.
Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke
anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan
pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar
kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas
terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku
sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok
lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku
dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu
dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di
rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi
Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan
diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan
bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian
pula dia, sama kangen juga dengan aku. Kami
janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu.
Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak,
takut dilihat orang yang kenal dengan aku.
Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat
yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald
membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami
pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku
ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy. Di
hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi
memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan
romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?”
tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru
kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil
aku tante terus dong ?! ” pintaku.
Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya.
Kami saling memandang, kami masih berdiri
berhadapan di depan jendela kamar hotel itu.
Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata
yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras,
logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak
karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat,
romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Tiba-
tiba saja, entah karena apa, kami secara
berbarengan saling merangkul, memeluk erat-
erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald,
semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku
melingkar dipinggangnya. Kami masih diam
membisu. Tak lama kemudian aku menangis
tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat
membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ”
Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin
serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals
menghapus air mataku dengan lembutnya. ”
Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald
lagi. Lagi-lagi aku membisu. Akhirnya aku
menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur.
Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu.
Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai
rambutku. Wah….rasanya selangit banget !.
Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku,
dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat,
lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia
sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah
sex ku semakin membara, maklum sekian tahun
aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan
saja apa yang dinamakan ” penis” semnatar
belum pernah aku merasakan nikmatnya. Ronald
membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik
tangannya untuk memberi isyarat agat dia
membuka kancing busananku satu persatu. Dia
menurut. Semakin dia membuka kancing
busanaku semakin terangsang aku. Dalam
sekejap aku sudah bugil total ! Ronal
memandangi tubuhku yang putih mulus, tak
henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan
kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun
dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……
jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya
begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak
beraturan lagi.
Ronald mengelus payudaraku, lalu……
mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang
sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku.
Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus
penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan
yang pernah ku saksikan di film porno. Aku
merunduk tanpa sadar, dan menghisap
penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku,
tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih
setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald
mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di
elus-elus, sesekali manarik-nariknya. Semakin
terangsang aku. Basah tak karuan sudah
vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang
meluap-luap.
Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama
mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku
berbarimng dan membuka selangkanganku, siap
posisi, siap digempur. Ronald memasukkan
penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit,
perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin
nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku
sesekali meladeninya. Hingga….cret…cret…cret…
air mani Ronald tumpah muncrat di dalam
vaginaku. Sebenarnya aku sama seperti dia,
kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku
sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar.
Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami
lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku
masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung.
Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa
selama aku menikah, aku belum pernah
disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang
disebabkan oleh sakit kencing manis. ” Jadi kamu
masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku
menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku
penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam
sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan,
tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir
nya, tanda sayangku pula. Seharusnya
kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus
Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo
amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami
di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan
hubungan sex dengan anak muda ini.
Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar
itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia
juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan
buat pemula . Setelah istirahat makan, kami
tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig
dengan busana seadanya. Menjelang sore aku
bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh.
Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama,
trkadang saling memeluk, saling mencium,
tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan
mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif,
dimainkannya puting payudaraku, aku
terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya
lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih
basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh
nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam
keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronal agak
lama melakukan senggama ini, maklum sudah
berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak
tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku,
diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya
tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat
kenikmatan.
Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok
penis Ronald yang sudah tegang membesar itu,
ku tempelkan ditengah-tengah kedua
payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku
meniru adegan di blue film VCD. Tak kusangka,
dengan adegan begitu, Ronald mampu
memuncratkan air maninya, dan menyemprot
ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik,
bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan
kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu
curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ”
Sorry, enggak tahan….” Jawabnya. Kutarik dia
dan kutuntun ****** ronal masuk ke memekku,
kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan
kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald
diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap
kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini,
hingga tak sadar aku mmencubit perutnya
keras-keras dan aku setengah berteriak
kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di
vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling
nikmat.
Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa
alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu
bernafsu sekali. Setelah semuanya beres,
sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk
pulang, kami sempat saling berpelukan di depan
cermin. Tak banyak kata-kata yang kami bisa
keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ”
Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald
setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku
dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa
begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali.
Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku
meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga
sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa
abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ”
Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku
dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan
cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah
dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan
adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah
keluar kamar, setelah check out, kami menuju
Blok M dan kami berpisah di pelataran parkir.
Aku sempat mengecup pipinya, dia juga
membalasnya dengan mencium tanganku.
Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang
dengan gejolak jiwa yang sangat amat
berkecamuk tak karua.
Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan
sebaginya dan sebagainya. Ketika memasuki
halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak
orang berkumpul disana. Astaga ada bendera
kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika
aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas
Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis.
Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah
dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak
keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi.
Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan
hingga aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat
mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur.
Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku,
meninggalkan seluruh kekayaannya yang
melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang
kesepian dalam arti yang sebenarnya. Tiga hari
kemudian aku menghubungi Ronald via HP,
yang menjawab seorang perempuan dengan
suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku
berusaha tak cemburu. Aku mendapat
penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik
kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa
Ronald sudah berangkat ke Amerika secara
mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya
untuk urusan penting.
Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald,
sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan
dua orang laki-laki yang pernah mengisi
hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu
merindukan laki-laki macho seperti Ronald.
Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan
Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku
hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…
macam-macamlah. Yang paling konyol, aku
menjadi pemburu anak-anak muda ganteng.
Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo
profesional hingga anak-anak sekolah amatiran.
Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!! Dalam
kesendirianku ini . . . Segalanya bisa berubah .. .
Kecuali, Cinta dan kasihku pada Ronad, Aku tetap
menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur,
mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur,
dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap
engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah,
bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar
biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku
Ron ?


Adult | GO HOME | Exit
1/2379
U-ON

inc Powered by Xtgem.com